Islamic Widget

Kamis, 29 Juli 2010

BISMILLAH

Dari sebuah tafsir jawi didapat Bismillah adalah "Sakawit Ingkang Ngagem Asmo Allloh" atau " Yang bermula menggunakan nama Allloh ".

Terjemahan tersebut sejalan dengan apa yang telah diuraikan dalam Tauhid Asma , bahwa yang mengawali dan mengakiri adanya sebuah nama adalah Allloh.

Walaupun secara lateral Bismillah berarti Bi : dengan , smi : nama , llah : Allah [ Dengan nama Allloh ].

Tiap Manusia pada kenyataan telah memiliki nama pada diri masing masing seperti , Amat , Sani , Soleh , Badur , Sugeng ...dsb.


Pada Al Qur'an [ mushap Osmani ] dapat diketahui adanya nama dan kata ganti menunjuk pada dirinya seperti :
1. Aku / Ku.
2. Dia / Nya.
3. Kami.

4. Allloh
5. Allloh SWT
6. Allloh Yang Maha .....

Diperlukan satu kecermatan dalam menyikapi suatu ayat jika menunjuk atau menyebutkan sebuah nama baik itu nama Kaum [ Bani ] nama Nabi , maupun nama Allloh , hal ini sangat perlu agar tidak bersalahkan ketika menafsirkan sebuah langkah kehidupan Ibadah.

Sebagian manusia sampai saat ini ada yang menyikapi kalam Bismilah itu sebatas sebuah sebutan saja maka lahirlah tafsiran Bismillah = Dengan Menyebut nama Alloh , terjadi penambahan kata "menyebut" didalam Bismillah..


Ketika ditanya sebabnya seorang guru menjawab , hal itu untuk menunjukkan bukti kerendahan diri [ yang menyebut ] kepada Allloh Tuhannya.

Pasuryan dalam hal ini memilih untuk tidak menambah dan mengurangi Bismillah baik secara lateral maupun menafsirkan / melaksanakannya.[ Bismillah = Bismillah ( dengan nama Allloh ) ].

Dalam Tauhid adanya nama dan sifat itu pada Dzat.
Dengan Kalimat 'Kun' Dia menciptakan segala Mahluk termasuk manusia.
Dengan
'Kun' [ Jadi ] maka serangkaian dzat yang tak terhingga bilangan selnya itu berbentuk mahluk - manusia.

Menyebutkan " Bismillah "
Kalam [ sebutan ] adalah perbuatan yang diajarkan kepada Adam , maka dalam ketiadaan itulah yang diajar menyebut Bismillah , maka kepada manusia selanjutnya diajarkan agar bila mengawali suatu pekerjaan dengan kalam " Bismillah " sebagaimana nabi Sulaiman.as mengawali suratnya pada Ratu Balqis , awal hubungan Nabi Sulaiman.as dan Ratu Balqis terjadi dengan Bismillah , demikian juga sahabat Usman ibn Afan.ra ketika menyusun Al Qur'an menempatkan Bismillah di tiap awal Surah yang dituliskan , sehingga sekarang ada yang membaca surah itu sesuai dengan tulisan dalam mushap dan ada yang membaca berdasarkan asbab turunnya wahyu al Qur'an , bagi yang mengikuti mushap membaca Bismillah dan yang mengikuti asbab tidak menyebut Bismilah..

Kedua hal itu benar pada porsinya maka tidak perlu dipermasalahkan.

Pengertian dalam Ibadah :

Sebagaimana dalam mushap Osmani bacaan Kalam itu adalah :
Bismillahir rohmaanir rahiim
[ Dengan nama Allloh Yang Maha Pemurah lagi Yang Maha Pengasih ]

Kehadiran kalam itu bagi mahluk utamanya Insan agama adalah merupakan bukti [madlul] adanya sebuah Kemauan [ Iradat ] yang bertindak pada dirinya atas Kehendak-Nya , keselarasan ini mejadi kan motivasi bagi jasad Insan Agama untuk mengawali segenap aspek hidupnya baik dengan diam atau bergerak.

Adanya Ucapan yang digelar melalui mulut adalah sebagai pernyataan jasad kepada keadaan Jisim pada dirinya sehingga selaras antara lahir dan batinnya maka jadilah Jisim menggerakkan Jasad.Untuk membuktikan ini ikuti saja Rukun Islam ke 3 ( Zakat ) dan Ke 4 ( Puasa ).

Zakatkan apa yang lebih dan puasakan diri nikmati adanya rasa lapar didalam diri , buktikan bahwa tanpa usapan energi yang melalui lambung , manusia dapat beraktivitas , keadaan ini dahulu disebut " mangan lawuhe luwe " artinya makanlah setelah dapat menikmati hingga habis adanya anugerah yang disebut "lapar" , jadikan lapar sebagai santapan penyedap .Biasa yang menyertai langkah ini adalah " turu yen ilang ngantuke " [ tidur setelah habisnya rasa kantuk " .
Semua itu pernah dilakukan manusia ketika masih dalam gelap dialam kubur ibu atau dalam kandungan , itulah fitroh yang disuruh jumpai kembali melalui Rukun ke 3 dan Rukun ke 4 [ Zakat dan shaum ].

Sepentasnya siapa saja yang menjadikan Al Qur'an sebagai dalil dalam panduan hidupnya , maka ia juga harus membuktikan bahwa dirinya adalah bukti kebenaran dalil al Qur'an dan bukti bukan dibuku atau dibibir saja , sehingga setiap gerak dan diam tubuhnya dapat dibaca sebagaimana ayat yang nyata adanya , semua ini adalah sunah Nabi saw , sehingga Kanjeng Nabi Muhammad saw digelari al Qur'an yang hidup dan berjalan , jadi bukan orang yang membawa-bawa al Qur'an dalam hidup .

Selanjutnya marilah dengan "Bismillahir rohmaanir rohiim " ,masing masing berupaya mencapai kemerdekaan diri lahir dan bathin , sehingga kita dapat bebas berdiri [ mendirikan Sholat dengan benar dan tertib ] tanpa gangguan apapun juga dalam hidup dan Ibadah -Nya.


Sebagai pengingat bahwa gangguan terbesar bagi Musholi adalah duduknya RASA didalam diri sehingga jadilah manusia itu hamba bagi RASA DIRINYA , sehingga kemerdekaan terbelenggu oleh nafsu yang ada dalam singasana RASA.

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? ( QS. al Jaatsiyah 023 ).

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, (QS.Maryam 059 ).



Wallohus Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar