Islamic Widget

Sabtu, 31 Juli 2010

I'tidal [ Kebangkitan diri ]

Asas ke 6 dalam rukun Sholat adalah berdiri I'tidal , termasuk rukun Fikli [gerak tubuh] yang didalamnya tetap terkandung adanya Rukun Qowli.

Salah satu hasil sholat adalah : hilangnya perilaku bengis,kejam,ngamuk dan mungkar [ durhaka pada Agama dan Orang tua ].

Sel Nafsu Amaroh yang mengalir dalam butiran sel sel Darah adalah biang kerok tumbuh dan berkembangnya jiwa fasik dan mungkar.

Berdiri I'tidal setelah Ruku' adalah kemerdekaan dan kebangkitan diri dari Nafsu Amarah menyongsong tugas yang lebih besar .

Dalam hadits diriwayatkan Rosululloh saw dalam Rukuk , Itidal, dan Sujud sesungguh sama - sama lamanya waktu yang dipergunakan, .... ada apa didalamnya ?

Takbir dari pada Ruku berganti dengan kalimat Tamsi " Sami' allahu liman hamidan" ungkapan pernyataan mendengar dan bersedia melanjutkan perjuangan diri dalam ibadah hamba kepada DIA yang Maha Mendengar dan Mengetahui Ibadah Hambanya.



H.R Achmad , Nabi saw berwasiat " Sungguh tidak sempurna Sholat seseorang , apabila belum mengetahui hal itu , Allloh Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung tidak akan memperhatikan Sholat hamba yang tidak menegakkan punggungnya diantara Ruku' dan Sujudnya "

Dalam rangkaian Fikli pada I'tidal adalah berdiri tegak lurusnya anasir dzat bumi / tanah dalam diri , biasa disebut dengan tegaknya delapan kerat tulang pada sendi - sendinya.

Delapan kerat tulang adalah kata sandi yang berarti adanya sifat diri yang ada pada mahluk / manusia , diantaranya yaitu , lemah dan pelupa . Sebuah petunjuk yang sangat halus tersimpan dalam hadits menemukan delapan gugusan sel Nafsu Lauwwamah , karena inilah mengapa Ruku' , I'tidal dan Sujud memakan waktu yang lama.

Atas kesaksian ini juga maka terucap kalam pujian :

" Robbana wa lakal hamdu "
Tuhan kami milikmu segala pujian

Tidak salah lagi jika Islam adalah AGAMA SAKSI karena dalam setiap gerakan Ibadah utamanya yaitu Sholat terdapat kesaksian .

Nah bagi yang selama ini masih dalam tahap PAHAM BERAGAMA ...segeralah bergegas mendatangi AGAMA SAKSI.

Rosululloh SAW pada awal hadits tentang arkanul Islam mengatakan " Al Islamu antasyhada ...... [ Islam itu Kamu [anta] Saksi ... ]
Menyaksikan perbuatan diri sendiri dalam Ibadah pada Allloh adalah perintah tetap dalam Agama .

Wa fii anfusikum afala tubshiruun
[ pada dirimu sendiri perhatikanlah ] QS. Adz-Dzariyat 21.


Ketika masih duduk di dalam tahapan paham/mengerti agama , dalam rukuk dan berdiri penulis dulu juga taunya cuma melihat sejadah tempat sholat berdiri ... namun sekarang itu juga masih kelihatan karena mata masih pada tempatnya , bedanya pada proses ruhaniyah dalam sholat dulu kosong sekarang menyaksikan hati terhadap peristiwa ke Islaman sendiri.

Adalah para sahabat termasuk Usman ibn afan ra , yang pada Sholatnya ia bahkan tidak saja sekedar melihat Nabi saw dalam batiniyah sholatnya, tapi bahkan sama berjumpa diantara langit perjalanan Munggah Mi'rajnya , maka Beliau Kanjeng Nabi Muhammad Saw lalu berwasiat " Sholat itu mi'rajnya diri mukmin " , Mukmin adalah Musholi pendiri Sholat.

Peristiwa mi'raj terjadi pada waktu sholat malam , saat isteri mereka dan manusia pada terlelap dalam tidur , sehingga isteri mereka hanya tahu bahwa suami mereka malam itu juga tidur saja disampingnya , peristiwa ini menjadi iktibar betapa perlunya Sholat tanpa mengganggu ketenangan orang yang berada disampingnya.

Maka mari bersama berusaha menjadi Mukmin pendiri Sholat yang Sejati , Sholat yang Benar dan Tertib berdasarkan azas Iman - Islam - Ihsan.


Jumat, 30 Juli 2010

Ruku' [menyaksikan Indahnya Ruku'].

Setiap adanya takluk tentu dituntut satu perbuatan , Ruku adalah takluknya sel-sel Nafsu amarah didalam diri seseorang , ruku' bersama orang yang ruku' adalah perbuatan menaklukkan sel Amarah , maka sungguh beruntung orang yang telah berhasil melakukan ruku' bersama orang yang ruku' , salah satu ciri orang yang tidak lalai dalam sholat adalah yang berhasil menaklukkan nafsu amarah pada dirinya sehingga takluk dia pada Kebesaran-Nya , adalah orang lalai dalam sholat jika dia hanya ikut-ikutan saja Ruku' tapi tidak tahu apa yang diperbuat dengan Ruku'nya .

Dan tidaklah seorang Nabi hanya sekedar membungkukkan badan dalam ruku melainkan ada perbuatan dalam diri yang diajarkan oleh pendahulunya , mencapai ruku' adalah jihad akbar , maka disinilah beratnya bagi seseorang itu untuk mulai melaksanakan perintah mendirikan Sholat.

Sel Amarah itu pada diri manusia berada di dalam lambung , dalam lambung itu sel bertaburan membaur bersama usapan makanan dan minuman yang diproses oleh pencernaan makanan menjadi butiran butiran gizi.

Bagi seorang ahli ia dapat menghitung kalori yang ada dalam gizi tapi ia akan sulit menentukan berapa persentase nafsu berada dalam peredaran gizi.

Hanyalah orang yang mendapatkan hikmah pengetahuan dari Ilahi yang dapat mengetahui kandungan sel nafsu yang berada di markas sel adi-Qodrati.


" Sesunguhnya kami menurunkan kapadamu al Kitab [ al Qur'an ] untuk manusia dengan kebenaran , siapa yang mendapat petunjuk , maka petunjuk itu untuk dirinya sendiri dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat dirinya sendiri dan kamu bukan orang yang bertanggung jawab terhadap mereka " [QS. Az-Zumar 41 ].


Siapa saja orangnya dapat menjadi sakti karena berhasil mengelola sel-sel adi Qodrati tapi sedikit orang yang mampu memisahkan antara adi dengan Qodrat sehingga diperoleh kemurnian Enerji , kemurnian enerji sebagaimana tenaga bayi bergerak didalam alam rahim ibunya , ia bergerak karena ia hidup , bukan ia bergerak karena mau hidup , enerji murni ini yang harusnya menggerakkan tubuh ketika sholat bertakbir lalu ruku' sebagaimana Rosululloh saw.

Menghampiri fitroh itulah juga adanya Ruku' ...nah bagaimana dengan shaum dapatkah fitroh itu dicapai ,kiranya diperlukan kiat usaha untuk menggapainya, sholat juga berfungsi menjaga fitroh diri , kembalinya fitroh inilah yang disebut Nafs [diri] yang dirahmati , perlu adanya manasik [latihan ] untuk mengetahui proses diri sehingga mendapatkan apa saja yang seharusnya terjadi dalam ruku' , maka sambil menyelam minum air ... gunakan sunah I'tikap untuk berlatih.

Berlatih menaklukkan hawa nafsu, berlatih mengembalikan adi Qudrati pada fitroh kemurnian Qudrat diri." la qodirun ilalloh " [ tiada Power Enerji melainkan enerji Fitroh Allloh ] , capailah agar tidak termasuk orang-orang yang merugi dan golongan orang yang lalai di dalam sholat.

Inilah sebab musabab kenapa Pasuryan mengajak semua orang untuk Cerdas beribadah atau beribadah dengan kecerdasan spiritual , panutan Agung Habibulloh Muhammad saw adalah orang yang super cerdas dan genius , apakah manusia yang mengikutnya hanya sekedar rubuh sekedar ikut menuruti nafsu ketakjuban [lauwwamah ].

Dan Atas kesaksian pada prosesi yang terjadi pada waktu ruku itu maka meluncurlah kalam puji atas ruku :

"Subhanaa robbial adziim "
[ Yang Maha Suci tuhanku yang Maha Agung ]

Maka betapa nikmat ibadah jika dapat menemukan prosesi yang terjadi dalam rangkaian ibadah , inilah dimaksud dalam Hadits "sholat kamu seakan mensaksikan aku sholat " .

Sudahkah anda saksikan Sholat dengan ruku sedemikian indah ini ,...



Wallohus Salam,

Kalam Pujian.

Sesuai dengan asbab surah al Fatihah diawali dengan Kalam pujian

Alhamdu lillahi robbil alamiin
[Segala pujian milik Allloh tuhan sekalian alam]

Kalam puji ini disanjungkan ketika tenaga / enerji dapat bangkit melaksanakan perbuatan dalam Ibadah , maka kalam puji ini bagi Insan agama merupakan anugerah berupa Enerji / tenaga [ Qudrat ].

Mengalirnya enerji keseluruh tubuh sehingga kelubang pori pori inilah kemerdekaan yang di Kehendaki ketika berdiri benar .

Bangkitnya Qudrat mengiring Iradat membawa manfaat bagi sekalian alam ( sekujur tubuh lahir dan batin ).

Maka benarlah apa yang dipuji & disampaikan Nabi saw :" Belum pernah Allloh swt Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia menurunkan di dalam at-Taurat dan tidak pula di al-Injili semacam Ummu l'Qur'an , yaitu as Sab'u Mastani dan al Qur'anul Azhim yang diberikan kepada Ku [HR.an-Nasai].

Uraian diatas inilah sebagian dari rahasia " as Sab'u Mastani " [ 7 bacaan yang dibaca berulang ] .

Kalam puji dibaca Nabi saw dalam berdiri ketika disaksikannya bahwa dalam dirinya telah merdeka dari hawa nafsu.


Gayungpun bersambut , sebagaimana tercatat dalam hadits Allloh swt menyambuti dengan kalam " Hamdani Abdi " [ telah memuji akan daku hamba-Ku ].


Inilah diantara kalam umpan puji.
a. Hamba memuji Allloh = Al hamdu lillah.
b. Allloh memuji Hamba.= Hamdani abdi.


Dan dari peristiwa ini taklukkan jasad kehambaan dalam rukuk , sebagaimana rumusan yang tersimpan dalam tauhid sifat , bahwa takluk itu menuntut adanya perbuatan sebagaimana adanya Ruku dan Sujud dalam Sholat.



Wallohus Salam,


Kamis, 29 Juli 2010

BISMILLAH

Dari sebuah tafsir jawi didapat Bismillah adalah "Sakawit Ingkang Ngagem Asmo Allloh" atau " Yang bermula menggunakan nama Allloh ".

Terjemahan tersebut sejalan dengan apa yang telah diuraikan dalam Tauhid Asma , bahwa yang mengawali dan mengakiri adanya sebuah nama adalah Allloh.

Walaupun secara lateral Bismillah berarti Bi : dengan , smi : nama , llah : Allah [ Dengan nama Allloh ].

Tiap Manusia pada kenyataan telah memiliki nama pada diri masing masing seperti , Amat , Sani , Soleh , Badur , Sugeng ...dsb.


Pada Al Qur'an [ mushap Osmani ] dapat diketahui adanya nama dan kata ganti menunjuk pada dirinya seperti :
1. Aku / Ku.
2. Dia / Nya.
3. Kami.

4. Allloh
5. Allloh SWT
6. Allloh Yang Maha .....

Diperlukan satu kecermatan dalam menyikapi suatu ayat jika menunjuk atau menyebutkan sebuah nama baik itu nama Kaum [ Bani ] nama Nabi , maupun nama Allloh , hal ini sangat perlu agar tidak bersalahkan ketika menafsirkan sebuah langkah kehidupan Ibadah.

Sebagian manusia sampai saat ini ada yang menyikapi kalam Bismilah itu sebatas sebuah sebutan saja maka lahirlah tafsiran Bismillah = Dengan Menyebut nama Alloh , terjadi penambahan kata "menyebut" didalam Bismillah..


Ketika ditanya sebabnya seorang guru menjawab , hal itu untuk menunjukkan bukti kerendahan diri [ yang menyebut ] kepada Allloh Tuhannya.

Pasuryan dalam hal ini memilih untuk tidak menambah dan mengurangi Bismillah baik secara lateral maupun menafsirkan / melaksanakannya.[ Bismillah = Bismillah ( dengan nama Allloh ) ].

Dalam Tauhid adanya nama dan sifat itu pada Dzat.
Dengan Kalimat 'Kun' Dia menciptakan segala Mahluk termasuk manusia.
Dengan
'Kun' [ Jadi ] maka serangkaian dzat yang tak terhingga bilangan selnya itu berbentuk mahluk - manusia.

Menyebutkan " Bismillah "
Kalam [ sebutan ] adalah perbuatan yang diajarkan kepada Adam , maka dalam ketiadaan itulah yang diajar menyebut Bismillah , maka kepada manusia selanjutnya diajarkan agar bila mengawali suatu pekerjaan dengan kalam " Bismillah " sebagaimana nabi Sulaiman.as mengawali suratnya pada Ratu Balqis , awal hubungan Nabi Sulaiman.as dan Ratu Balqis terjadi dengan Bismillah , demikian juga sahabat Usman ibn Afan.ra ketika menyusun Al Qur'an menempatkan Bismillah di tiap awal Surah yang dituliskan , sehingga sekarang ada yang membaca surah itu sesuai dengan tulisan dalam mushap dan ada yang membaca berdasarkan asbab turunnya wahyu al Qur'an , bagi yang mengikuti mushap membaca Bismillah dan yang mengikuti asbab tidak menyebut Bismilah..

Kedua hal itu benar pada porsinya maka tidak perlu dipermasalahkan.

Pengertian dalam Ibadah :

Sebagaimana dalam mushap Osmani bacaan Kalam itu adalah :
Bismillahir rohmaanir rahiim
[ Dengan nama Allloh Yang Maha Pemurah lagi Yang Maha Pengasih ]

Kehadiran kalam itu bagi mahluk utamanya Insan agama adalah merupakan bukti [madlul] adanya sebuah Kemauan [ Iradat ] yang bertindak pada dirinya atas Kehendak-Nya , keselarasan ini mejadi kan motivasi bagi jasad Insan Agama untuk mengawali segenap aspek hidupnya baik dengan diam atau bergerak.

Adanya Ucapan yang digelar melalui mulut adalah sebagai pernyataan jasad kepada keadaan Jisim pada dirinya sehingga selaras antara lahir dan batinnya maka jadilah Jisim menggerakkan Jasad.Untuk membuktikan ini ikuti saja Rukun Islam ke 3 ( Zakat ) dan Ke 4 ( Puasa ).

Zakatkan apa yang lebih dan puasakan diri nikmati adanya rasa lapar didalam diri , buktikan bahwa tanpa usapan energi yang melalui lambung , manusia dapat beraktivitas , keadaan ini dahulu disebut " mangan lawuhe luwe " artinya makanlah setelah dapat menikmati hingga habis adanya anugerah yang disebut "lapar" , jadikan lapar sebagai santapan penyedap .Biasa yang menyertai langkah ini adalah " turu yen ilang ngantuke " [ tidur setelah habisnya rasa kantuk " .
Semua itu pernah dilakukan manusia ketika masih dalam gelap dialam kubur ibu atau dalam kandungan , itulah fitroh yang disuruh jumpai kembali melalui Rukun ke 3 dan Rukun ke 4 [ Zakat dan shaum ].

Sepentasnya siapa saja yang menjadikan Al Qur'an sebagai dalil dalam panduan hidupnya , maka ia juga harus membuktikan bahwa dirinya adalah bukti kebenaran dalil al Qur'an dan bukti bukan dibuku atau dibibir saja , sehingga setiap gerak dan diam tubuhnya dapat dibaca sebagaimana ayat yang nyata adanya , semua ini adalah sunah Nabi saw , sehingga Kanjeng Nabi Muhammad saw digelari al Qur'an yang hidup dan berjalan , jadi bukan orang yang membawa-bawa al Qur'an dalam hidup .

Selanjutnya marilah dengan "Bismillahir rohmaanir rohiim " ,masing masing berupaya mencapai kemerdekaan diri lahir dan bathin , sehingga kita dapat bebas berdiri [ mendirikan Sholat dengan benar dan tertib ] tanpa gangguan apapun juga dalam hidup dan Ibadah -Nya.


Sebagai pengingat bahwa gangguan terbesar bagi Musholi adalah duduknya RASA didalam diri sehingga jadilah manusia itu hamba bagi RASA DIRINYA , sehingga kemerdekaan terbelenggu oleh nafsu yang ada dalam singasana RASA.

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? ( QS. al Jaatsiyah 023 ).

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, (QS.Maryam 059 ).



Wallohus Salam.

Membaca al Fatihah

Rukun sholat ke empat [4] adalah membaca surah al Fatihah.

Formulasi adalah :

AK>{ I [ Q +Ip + K ] }

dalam Formulasi ini Q [ tenaga ] manggerakkan Panca Indera [ lidah dalam rongga mulut dan telinga menangkap suara / mendengar sebagai saksi ].

Bacaan dari Mulai Basmalah dan ditutup dengan tamim [ Amiin ].

Pedoman dasar berbuat - membaca :


" Tidak syah sholat seseorang yang tidak membaca kitabul Fatihah " [ HR.Muslim ].

QS. Al Hijr 87 :[ sebagai Dalil ]


[Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang ulang dan al Qur'an yang Agung].

Keistimewaan :

" Nabi saw : Belum pernah Allloh swt Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia menurunkan di dalam at-Taurat dan tidak pula di al-Injili semacam Ummu l'Qur'an , yaitu as Sab'u Mastani dan al Qur'anul Azhim yang diberikan kepada Ku [ HR . an - Nasai ].

Memperhatikan dalil :
Dari dalil distas tersebut diketahui ada 2 karunia Allloh swt ;
a. Tujuh Ayat yang dibaca berulang ulang .
b. Al Qur'an yang Agung .

Setiap Dalil tentu ada bukti [ Madlul ] setiap sampainya Dalil yang nyata dalam bukti tentu ada uraian rumus yang dapat dibaca .

Dan Atas Hidayah Allloh maka Tujuh ayat yang diulang adalah keadaan didalam hati [ Qalbu ] yang bersama dengan Akal menjadi mekanisme gerak hidup manusia , dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi dan sampai akhir hayatnya , tujuh ayat itu senantiasa jelas dapat dibaca adanya.
Keadaan ini bermula menunjuk kepada keadaan pribadi seseorang dalam hal ini Rosululloh saw sebelum datangnya Al Qur'an yang Agung .

Sebenarnya jika ini dibahas - dibuka secara umum maka sungguh luar biasa akibatnya , karena pemahaman selama ini hanya membahas surah al Fatihah dari mulai Basmalah sampai dengan Amiiin , tidak pernah mengupas yang sesungguhnya telah di Anugerahkan berupa Kitab al Fatihah .

Mohon maaf " Pasuryan " sementara menyimpan yang menjadi Rahasia para pemuka - pengajar agama ini, sampai datang masa Allloh swt mengingatkan kepada mereka secara langsung.....?

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang ulang dan al Qur'an yang Agung.


dan diperjelas dengan Hadits :

....yaitu as Sab'u Mastani dan al Qur'anul Azhim yang diberikan kepada Ku [ HR . an - Nasai ].



7 ayat surah al Fatihah

bismilaahir rahmaanir rahiimi

alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiina

arrahmaanir rahiimi

maaliki yawmiddiini

iyyaaka na'budu wa-iyyaaka nasta'iinu

ihdinaash shiraathal mustaqiima

shiraathal ladziina an'amta 'alayhim ghayril maghdhuubi 'alayhim walaadh dhaalliina







Wallohus salam,

Rabu, 28 Juli 2010

Membaca Pembuka Surah .

Jika awal berdiri Sholat adalah Takbir , maka untuk mendapatkan apa yang dibaca dalam Sholat terlebih dahulu dijumpai adanya Kalam Pembukaan [ Iftitah ].

Berkenaan dengan Iftitah ini sahabat Abu Dawud ra meriwayatkan sabda Nabi saw :

" Tidaklah sempurna Sholat seseorang diantara manusia , sehingga ia Takbir , Memuji Allloh , Memuja-Nya , serta Membaca apa yang mudah dari ayat- ayat al Qur'an".

Dengan mengikuti apa yang diteladani Nabi saw maka bergegas para sahabat , ahlul bait mengikuti sunah membaca Iftitah tersebut , banyak macam kalam pembuka [ iftitah] yang diajarkanNabi saw sebagaimana tertulis dalam hadis dan buku - buku tuntunan Sholat.

Di Pasuryan ini diketengahkan satu rangkaian dari Kalam Iftitah tersebut :
Dari Hadits Riwayat Bukhori .ra & Abu Uwanah.ra

* Allohu Akbar kabiraa wal hamdu lillahi katsiraa wa subhaanallohi bukrataw wa ashila".

[ Allloh Maha Besar lagi Maha Sempurna Kebesaran-Nya , Segala Pujian milik Allloh dari meliputi segala Pujian , Maha Suci Allloh atas waktu pagi dan petang ].

** Wajahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal ardha , hanifaam muslimaa wa maa anaa minal musrikiins "

Kuhadapkan Pasuryanku kapada Pasuryan yang Menciptakan langit dan Bumi dengan keadaan Lurus dan berserah diri dan aku bukan orang musrik.

*** Inna sholatii wa nusukii wa mahyaaa wa maamatii lillahir robbil alamiin la syariikalahu wa bika umirtu wa anna awwalul muslimiina"

[ Sungguh Sholatku , Ibadahku dan hidupku serta Matiku pada Allloh tuhan semesta alam , tiada sekutu baginya , demikian perintah kepadaku dan aku adalah orang yang pertama berserah diri.]


Pernyataan " yang pertama berserahdiri adalah sebuah pernyataan ' bahwa aku ada dan bersedia menjalankan pengabdian sebagaimana datangnya perintah atasku.

Demikian salah satu diantara banyak bacaan kalimat yang diajarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw dan masih sangat banyak yang lainnya yang pada intinya berisi , puja dan puji , penyerahan dan kesedian diri dalam ber-ibadah.

Bacaan Iftitah menggunakan Lidah dalam Hati [ Qolbu ] dengan Formulasi :

Mufakat Akal pada Kehendak dan mufakat yang lebih kepada Enerji,Ilmu dan Kalam.

atau Notasinya ditulis :

AK>{ Ir [ Q +Ip + K ] }

Ak = Akal
Ir = Iradat [ Kehendak/kemauan]
Q = Qudrat [ enerji / tenaga ]
Ip = Ilmu [ Pengetahuan ]
K = Kalam [ Perkataan ]

[ Mufakat Akal pada Isi didalam Hati. ]


Wallohus salam

Takbir dan Formulasinya .

Kalimat Takbir " Alllohu Akbar [ Allloh Maha Besar ].

Takbir , adalah termasuk Rukun Qowli [ mengucapkan dengan lisan ] dalam pelaksanaannya dalam Takbir mengandung Rukun Fikli [ berbuat mengangkat tangan ] .

Hadist Riwayat Abdullah ibn Umar :

" Adalah Nabi saw biasa mengangkat kedua tangannya setentang bahu jika hendak memulai shalat , setiap kali takbir untuk Ruku' dan setiap kali bangkit dari Ruku .


Formulasi Rukun Qowli :

RQ : Ak> I [ Ip+Q+K ]

Notasi dibaca : Rukun Qowli adalah Mufakat Akal dan Iradat [ Kehendak ] kepada Ilmu Pengetahuan , Enerji dan Perkataan ,

Kemufakatan Akal dan Kehendak [Ir] harus menjadi perpaduan yang kuat dalam melaksanakan ibadah, hal ini untuk mendatakan bahwa ibadah yang dilakukan itu sesungguhnya benar atas Kehendak-Nya.

Kemufakatan Akal dengan Kehendak yang terjaga merupakan bentuk dari melaksanakn niyat yang berkekalan [ berkesinambungan ] dalam sholat agar tidak putus , putus niyat terjadi jika Kehendak tidak mufakat [bersatu] dengan Akal.

Mufakat dengan Ilmu Pengetahuan , bahwa apa yang akan diucapkan atau dibacakan itu sudah diketahui , minimal adalah bacaan kalimatnya harus dikuasai [ hafal dan mengerti].

Jika Pengetahuan akan apa yang akan dibaca itu sudah dimiliki maka timbulah energi untuk membacakan kalimat yang dikehendaki.

maka terlahirlah dengan syah kalam takbir
" Alllohu Akbar".