Sekarang materi pelajaran agama dapat diperoleh mulai dari Sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi seharusnya sudah cukup untuk menjadi bekal beribadah sesuai dengan petunjuk al Qur’an tentang syariat ,
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”.
( QS. Jatsiyah 018)
Dalam ayat tersebut ada kata tunjuk yang berbunyi “ kamu berada diatas suatu syariat ” artinya insan agama itu berdiri beribadah harus diatas aturan ( sistem operational ) agama yang sudah baku , jika semua orang memperhatikan petunjuk ayat tersebut maka tidak ada lagi yang namanya perbedaan faham , aliran ataupun mashab dalam melaksanakan perintah agama , namun karena orang mengawali agamanya dengan rasio sendiri akhirnya terjebak dalam ketetapan yang dibuat oleh manusia sehingga timbul adanya mashab atau aliran tertentu.
Kepada para sahabat ra, adalah Nabi saw berpesan " Wasy syariatu af'ali " [ syariat itu adalah perbuatan-ku ] , dan tidaklah Nabi berbuat sesuatu melainkan dengan izin Allloh swt.
Untuk dapat mengetahui kebenaran pijakan ibadah seorang insan agama harus melihat petunjuk lain dari al Qur’an ,
(QS Adz- Dzariyat 21 )
“ dan pada dirimu sendiri , apakah tiada kamu perhatikan "
Akhirnya al Qur’an menunjuk diri pribadi sebagai pelaku tunggal ibadah , penguasaan keadaan diri adalah kewajiban mutlak , hanya orang sadar yang tahu diri dimana tempat berpijaknya ketika ibadah atau sholat.
Qalbu muslim adalah baitullah tempat berdirinya bangunan ibadah atau mushala , atas keadaan ini maka sesungguhnya Aqal itu berada pada Qalbu , sebagaimana bunyi kata tunjuk ” kamu berada diatas satu syariat
“ Maka jadilah Qalbu itu basic ibadah ( Iman ) ,
Qalbu sebagai basic syariat karena :
Qalbu adalah syariat nyata adanya Allloh.
Qalbu adalah syariat nyata adanya malaikat Allloh.
Qalbu adalah syariat nyata adanya kitabulloh.
Qalbu adalah syariat nyata adanya rasululloh.
Qalbu adalah syariat nyata adanya ketetapan Allloh.
Semua itu menjadi nyata adanya ketika hamba itu mendapatkan Iznillah ( izin Allloh atau iman ) sebagai mana disebut dalam kata tunjuk berikutnya :
“ Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah , dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan aqalnya”.
( QS. Yunus : 100 )
Petunjuk diatas adalah menerangkan bagaimana struktur bangunan ibadah insan agama itu seharusnya berdiri.
Sekedar perbandingan kita lihat yang terjadi pada umat dewasa ini , mereka berniat dengan hati , ibadah dengan hati , khusyu dengan hati semua hal berkenaan dengan ibadah ditolak diserahkan ke hati sehingga hati jadi overload dan heng , salah kaprah ini siapa yang bertanggung jawab , ulama mana yang sanggup memikul tanggung jawab akan kesalahan fatal yang sudah terjadi.
Akhirnya lebih baik berdiam diri diatas zaman yang sudah edan ini dari pada ikut-ikutan edan , ikut saja sebagai mana petunjuk :
“ Dan Janganlah kamu mengikuti perbuatan yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran , penglihatan dan hati itu , semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban-nya.
( QS Bani Israil 36.)
Melalui Ayat ini Alloh menghendaki kapada manusia ,agar manusia itu menuntut ilmu yang telah dijanjikannya sehingga dengan pengetahuan itu insan agama menjadi cerdas beragama , orang cerdas tidak mudah terpedaya dan tidak mudah terkecoh oleh bujuk rayu yang menyesatkan , ibadah hanya bermodal hati adalah kesalahan yang harus dipertanggung jawabkan .
Tulisan ini hanyalah kabar peringatan karena mengingatkan adalah kewajiban tersendiri bagi insan agama , dua hal yang di-ingatkan kembali adalah Menggunakan Aqal dan Qalbu , sebagaimana petunjuk dalam al Qur’an.
Qalbu adalah maqam kebesaran ilahi maka disebut Baitullah ( Rumah Allloh ) , Rumah Allloh adalah Mushola tempat berdirinya pelaku sholat ( Musholi / Muslim ) , dalam pelaksanaan ibadahnya Musholi wajib menggunakan Aqal untuk berdiri di maqom kebesaran ilahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar